banyak debu diselimuti kalbu
sepi sunyi dan sendiri
asing oleh sekeliling
cermati kembali
tetap sama tak ada yang beda
kecuali sosok itu
yang berdiri di ambang pintu
bibirnya merekah
garis bibirnya melebar
tampak elok senyumannya
sedikit tundukan dari kepalanya
kepiawan dalam tutur bahasanya
anggun caranya berjalan
intelegen interaksi dunia luar
dialah pemilik semua
kini semua menjelma
telah tiada
hilang ditelan entah apa
ia berbeda dari biasa
tak sesempurna yang kukira
akupun pergi darinya
pada akhirnya